HAN vs Masa Kecilku



Hari ini 23 Juli 2010, adalah peringatan Hari Anak Nasional (HAN)  ke-26 setelah ditetapkannya HAN berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 44 tahun1984 tentang Hari Anak Nasional. FYI, Hari Anak se-Dunia jatuh pada tanggal 20 November. Yes, Universal Children's Day  is my birthday hehehe..

Walaupun, untuk orang-orang dekat (teman-teman baik dan keluarga) tahu kalau gue "gak terlalu menyukai" anak kecil, tapi gue sangat mencintai anak-anak. Sehingga gak heran walaupun gue suka membuat keponakan-keponakan gue menangis *oow* (kenyataannya saya tetap aunty favorit mereka), tapi di lain pihak gue sangat suka bermain-main dengan anak-anak di panti asuhan misalnya (walaupun *jahat* orang-orang terdekat gue bilang gue acting karena bisa tiba-tiba sangat manis pada anak-anak). Hahahaha.. bingung? Apapun yang orang katakan, I love kids..

Hmm.. Kembali ke HAN, pada masa kecil gue sepertinya gak terlalu ngeh dan peringatannya pun gak terdengar wah. Tapi beberapa tahun belakangan HAN cukup "naik daun", Pak Presiden pun ikut memeriahkan peringatannya.

Gue masih mengangap diri gue sebagai seorang anak, walaupun gue bukan anak-anak lagi. Gue suka menyebut untuk orang-orang seusia gue, atau yang lebih tua adalah anak-anak yang berusia dewasa. Mungkin lebih tepatnya sih anak-anak yang berusia tua, karena usia tidak menjamin kedewasaan seseorang, bukan?

Nah saat ini maka gue mungkin gak menjadi bagian dari anak-anak yang merayakan HAN bersama anak-anak (kecil) lainnya, tapi HAN kali ini membuka kembali genggaman memori tentang masa kecil gue, masa kanak-kanak. Gue bersyukur masa kanak-kanak gue bisa dibilang indah, paling gak masa kanak-kanak gue gak suram :).

Gue lahir dan melewati masa kanak-kanak di kota Tasikmalaya. Walaupun bukan kota besar (tapi bukan kota kecil juga lho), gue bersyukur dibesarkan di sana. Gue yang keturunan ayah dan Ibu Batak pun ahirnya "terkontaminasi" lingkungan Sunda di sekitar gue. Dan gue bangga menjadi seseorang yang gak lahir di Ibu Kota tapi mampu menaklukkan Ibu Kota hehehe..

Saat tinggal di Tasikmalaya gue pernah tinggal di dua lingkungan, tapi tempat gue sangat menikmati masa kanak-kanak gue adalah tempat tinggal gue saat balita hingga usia 10 tahun di Haji Bakri, Tasikmalaya. Letaknya persis di belakang jalan protokol kota Tasikmalaya, tapi "penampakan" maksudnya posisi dan kondisi lingkungan tersebut sekarang sudah gak sama lagi tentunya. Perubahannya cukup besar, maklum pusat kota cepat berkembang.

Meskipun harus membuka memori belasan tahun yang lalu, gue masih ingat teman-teman kecil gue (walaupun kita gak semuanya berteman di Facebook saat ini). Usia kami saat menjadi teman sepermainan (dan bertetangga) beragam, hanya beda beberapa tahun tapi sangat solid. Ada Teh Rani, dan adik-adiknya Indra -ini sekarang artis tenar lho *Indra Bruggman*-, Risna dan Anna (rumah kami bersebelahan), ada Indra dan Vina (anak Pak Mamat almarhum), ada Udeng, Kuwok dan Yuyun (anak-anak Bu Nendah) *OMG , I'm so happy to (still) remember their names*. Dan, ada tiga orang teteh, tetangga kami yang suka menemani kami bermain yakni Teh Susan, Teh Nina, dan Teh Yani. Sedangkan saudara kandung gue yang adalah juga teman sepermainan kami adalah my only sister Kristin.

My childhood was so interesting. Biasanya rumah gue jadi base camp, kadang-kadang teman-teman membawa piring dan nasi dari rumah masing-masing, dan mama menyediakan lauk pauknya lalu kita makan bersama di rumah (kita menyebutnya "botram"). Gue juga ingat di rumah itu ada bak mandi yang cukup besar dan kadang-kadang kita mandi bareng, nyemplung ke dalam bak mandi --gak kebayang kalau sekarang mandi bareng *LOL. Atau, menemani teman yang laki-laki bermain layang-layang, kadang-kadang di loteng rumah (dan jangan sampai ketahuan kalau suka naik ke genting).

Kami juga seperti anak-anak lainnya yang suka main kucing-kucingan (petak umpet), dokter-dokteran, juga permainan tradisional seperti galah, lompat tali (yang terbuat dari untaian tali gelang), congklak, pecle dan aanjangan (aduh untuk dua permainan terakhir gak tahu terjemahannya dalam bahasa Indonesia). Anak-anak perempuan biasanya suka bermain BP (bongkar pasang), itu lho gambar perempuan dari kertas yang kita pasang-pasangkan dengan baju yang sesuai tema cerita -- kalau dipikir lagi ini memacu kreatifitas lho, karena kan butuh skenario untuk bermain.

Sambil menulis ini gue tersenyum sendiri, permainan lainnya yang butuh skenario misalnya dokter-dokteran (dan semacamnya), ada yang berperan sebagai dokter, pasien, orang tua, anak (kadang-kadang pakai boneka), ada juga cerita guru dan murid-muridnya. Kadang-kadang (diam-diam) pakai barang-barang orang tua, seperti high heels punya ibu, lipstik, sarung, peci, dan jas. Kalau ada peran penjual makanan, kami pakai daun-daunan yang diulek-ulek oleh si (pemeran) penjual makanan.

Jadi rindu masa kecil yang gak bakal terulang, dan jadi berfikir apa anak-anak kecil sekarang di zaman Play Station, dan (bahkan) sudah kenal Facebook masih mengenal permainan-permainan seperti yang gue dan teman-teman di masa kanak-kanak gue mainkan? Mungkin permainan profesi seperti dokter-dokteran ada dan lebih nyata, tapi harus punya uang buat ke Kidzania (http://www.kidzania.co.id/ver2/), itu pun terbatas di kota-kota besar seperti Jakarta saja.

Permainan seperti lompat tali (karet) dan pecle juga kerap gue mainkan di sekolah, khusunya dengan teman-teman perempuan (walaupun rok SD yang merah itu sering tersibak kalau bermain) --jadi berfikir kalau anak-anak perempuan SMA yang main pasti anak-anak cowok suka menontonnya :D.

I'm so excited to tell about my childhood. Sebelum tahun 1990, TVRI adalah saluran televisi kebanggaan (satu-satunya) deh. Televisi swasta nasional yang pertama kali ada adalah RCTI. Walaupun ada parabola, saat itu gue belum kenal saluran CartoonNetwork dan Disney. Gue masih sempat jadi pecinta si Unyil yang adanya cuma hari minggu dan Aneka Ria Anak (tolong koreksi kalau salah) setiap hari minggu di TVRI. Setelah stasiun televisi nasional bertambah, acara anak-anak yang cukup berkesan buat gue (dan happening pada masa itu) adalah Candy-candy, Power Rangers, dan Ksatria Baja Hitam.

Kalau melihat anak-anak sekarang yang suka menyanyikan lagu-lagu orang dewasa rasanya kasihan juga. Pada masa kanak-kanak gue banyak lagu-lagu anak dari mulai lagu-lagu ciptaan Bu Kasur yang abadi, sampai lagu-lagu ciptaan Papa T. Bob. Lagu anak (komersil) yang cukup tenar misalnya lagu Bayu Bersaudara, gue masih ingat awal liriknya "Kring..kring.. goes..goes.." hahaha... atau Kak Susan dan Ria Enes dengan lagunya "Punya Cita-cita". Kayanya, lagu anak berakhir di zaman Joshua yang melejit dengan lagu "Main Air" (diobok-obok). Yang menyedihkan, anak-anak sekarang harus jadi korban sajian  infotainment seperti kasus AP + LM cs, KD vs AH *sigh*.

Wahahaha... membuka memori masa kecil, banyak kenangan gak terlupakan. Menunggu liburan sekolah buat main ke Pantai Pangandaran atau Dunia Fantasi, deg-degan saat pembagian rapot, punya meja belajar dengan buku-buku pelajaran SD, makan Anak Mas dan permen karet Yosan... kangen... kangen..kangen...

Kalau semua dituangkan di sini gak bakal selesai deh. Kangen semua teman kanak-kanak gue dulu (yang sebagian sudah punya anak) hehehe... Semoga kalian bisa menjadikan masa kanak-kanak generasi setelah kita juga menyenangkan. Selamat Hari Anak Nasional (to anyone who will always be a little kid at heart). *senyum polos ala anak-anak tak berdosa*

Comments

  1. "...gue gak terlalu menyukai anak kecil tapi gue sangat mencintai anak-anak."

    mo ngomong opo toh mbakkkkkkkkkk???
    hehehhe...
    met Hari Anak Nasional (^ ^)

    ReplyDelete
  2. iya makanya gw bilang di akhir paragrafnya "bingung?" hahaha.. Gue mencintai anak-anak itu dalam arti gue peduli terhadap mereka, tidak suka melihat anak2 yang "terlantarkan", dan ada masa2 gw menikmati bersama anak-anak. Tapi gw gak seperti penyuka anak-anak lainnya misalnya yang heboh bilang lucu kalo ada bayi imut baru lahir, gendong2 keponakan, dan gue juga gak suka dikelilingi anak2 kalo lagi melakukan hal seius, dan gue akan sangat kesal kalo lihat anak yang cengeng minta ampun.

    Ada sedikit perbedaan antara suka dan cinta, walopun seharusnya kita menerima semua yg ada pd yg kita cintai. Misalnya kita gak suka dengan rambut keriting pacar kita, tp ga bisa dipungkiri kalo kita mencintai sang pacar. :)

    ReplyDelete
  3. masa kecil lo...hampir 99% sama dengan gue....
    dan memang kenyataannya lembar-lembar cerita dunia cilik tak akan pernah tergantikan....
    *pinjempintuajaibDoraemon*....dan qta flashback ke 20 tahun yg lalu..seruuu kaliii yahhhhhhh

    ReplyDelete
  4. yapsss.. seru pasti, walopun cuma menonton "kisah kecil" kita (kaya di film2 yg kembali ke masa lalu) *nghayal*.

    I truly agree with a friend,, he said: "nothing's like being a child, doesn't have to work, doesn't have to think about problems in life.. but our time has passed, let's cherish the moment, and give our smiles to the next generation"

    ReplyDelete
  5. Ceritanya menyenangkan....
    Ah kakak pasti jadi aunty favorit juga buat anak Indonesia
    Selamat hari anak nasional kak!

    ReplyDelete
  6. Terima kasih :)
    Selamat hari anak nasional juga, dan salam kenal.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts