Selamat Hari Kartini 2010



Seperti saya saat ini, Perempuan Indonesia bisa duduk di belakang meja menghadap layar komputer dan bekerja sama dengan para "kaum Adam" di sekitarnya. Dan, sama seperti saya sekarang ini Perempuan Indonesia merasa bangga peringatan dengan hari khusus bagi "Perempuan Indonesia", Hari Kartini.

Di Indonesia, dua kali dalam setahun para perempuan "dieluk-elukan", yakni pada "Hari Kartini" yang jatuh setiap tanggal 21 April dan "Hari Ibu" yang diperingati setiap tanggal 22 Desember.

Hari ini "Hari Kartini", dimana pada masa-masa lalu Hari Peringatan Nasional (walaupun tidak dijadikan libur nasional) ini dianggap sebagai hari emansipasi wanita Indonesia. Sejarahnya sendiri, Hari Kartini diambil dari tanggal lahir Raden Ajeng Kartini yakni tanggal 21 April 1879. Singkatnya, beliau adalah Pahlawan yang memperjuangkan hak-hak perempuan pada zamannya dimana saat itu perempuan masih dibatasi dalam berbagai hal baik mengenyam pendidikan bahkan tidak memiliki hak untuk berpendapat.

Habis Gelap Terbitlah Terang (Door Duistermis tox Licht), ini adalah judul buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal. Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda yang membuktikan besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi.

Maka setelah "zaman Kartini", perempuan di Indonesia sudah mulai mengenyam pendidikan dari mulai pendidikan keterampilan sampai pada akhirnya sekarang setiap bidang Ilmu sudah bisa diduduki oleh perempuan.

Peringatan Hari Kartini identik dengan Kebaya yang digunakan Kartini pada foto-fotonya yang dipublikasikan juga yang dikenakan para perempuan pada hari ini, dari mulai anak-anak di Taman kanak-Kanak, pekerja di kantor-kantor sampai para penampil di televisi. Padahal sangat saya sayangkan, kenapa harus di hari ini saja "pakaian kebesaran perempuan Indonesia" itu digunakan? Karena, kebaya modern sekarang ini cukup sederhana dan tidak terlalu merepotkan. Sedangkan perempuan-perempuan India masih sangat bangga menggunakan Sari di negara mana pun bahkan ke tempat-tempat umum sekalipun. Tapi pembahasan tentang kebaya ini kita sudahi di sini saja dulu.

Apa yang harus direnungkan pada hari ini? Ya, sangat ironis meskipun posisi Presiden Republik ini pernah diduduki oleh seorang perempuan, perjuangan Kartini itu masih belum berakhir padahal sudah ratusan tahun. Masih seringkali perempuan Indonesia di-nomordua-kan di negaranya sendiri. Seringkali perempuan masih menjadi komoditas korban kekerasan dalam rumah tangga, mayoritas dari korban traffic king, dan diremehkan dalam memegang kepemimpinan.

Semoga para adik-adik yang pagi tadi saya lihat ke sekolah dengan berpakaian kebaya dan busana adat, kelak pada Hari Kartini selanjutnya benar-benar "merayakannya" dan setara dengan kaum lawannya, juga Kementrian Pemberdayaan Perempuan tidak menjadi satu Departemen yang hanya menyedot dana Negara dengan menyisakan kesedihan bagi kalangan perempuan marjinal.

Kartini yang belia, hanya seperempat abad saja masa hidupnya di bumi ini, namun Ia mampu menjadi pelopor. Selamat Hari Kartini untuk Perempuan Indonesia.

Comments

Popular Posts