Bertemu Idola

Semalam, gue dan beberapa teman pengurus KKAB berada di PMI UTD DKI Kramat untuk berdonor (darah) bersama setelah buka (puasa) bersama. Dondar after bukber. Kebetulan, Cakra Khan, si penyanyi yang cukup hit itu juga berada di sana karena kakaknya memerlukan darah.

Dan, dengan awal malu-malu tapi mau ditambah provokasi 'daripada nyesel', akhirnya minta foto bareng dengan Cakra. Gak tanggung-tanggung, sampai teman-teman cowok pun ikut berfoto.

"Malem mingguan Ramdhan penuh berkah di PMI ketemu mas Cakra Khan.. Low profile bgt.. Suaranya yg serak2 luber bikiin jari gemeteran pas disuruh ngetik di iPhone nya ;-)"

Demikian tulisan seperti adanya, dengan bahasa bebas, di bawah foto kolase yang diunggah seorang teman di salah satu media sosial. Kebetulan, si teman berfoto berdua saja berdampingan. Banyak simbol hati dan komentar diberikan dalam postingan tersebut. Di bawah komentar-komentar yang sudah ada lebih dulu, gue pun ikut bersuara:

"Ketemu Cakra aja bahagia banget, kan? Apalagi ketemu Allah.. Makanya, ayo sering-sering salat. Ketemu Allah pasti bahagia banget. :)"

Tentu saja, bukan ketemu Allah secara fisik yang saya maksud. Melainkan, ketika salat dan di dalamnya mengucap doa, bertemu dalam ritual suatu ibadah.

Awalnya, saya hanya ingin meramaikan kolom komentar saja. Kemudian, saya jadi berpikir ulang, apa yang saya tulis tersebut "benar adanya".

Bertemu idola, apalagi bisa foto berdampingan, tentu suatu kebahagiaan. Tapi, kita yang katanya "mengidolakan" Tuhan kita (termasuk saya), seringkali tak mengekspresikan kebahagiaan kita bertemu Sang Idola. Kita yang bisa bertemu setiap saat dengan Tuhan yang diiodalakan, yang sifat-sifat baiknya menjadi panutan, yang 'gak perlu protokoler atau kebetulan untuk bertemu, justru 'gak membuat kita sebegitu antusiasnya bertemu seperti bertemu idola lainnya.

Padahal, Allah, Yesus, atau siapa pun Tuhan yang kita idolakan tersebut, 'gak pernah menolak penggemarnya untuk menghampirinya, berceloteh dan berkeluh kesah. Ya, asal jangan ngarep foto bareng saja hehe..

'Gak bermaksud menghakimi tingkat keimanan siapa pun, ini adalah teguran bagi gue sendiri juga. Sebuah kontemplasi, supaya gue jadi penggemar sesungguhnya bagi "Sang Idola".

Comments

Popular Posts