Foto-foto di Restoran

Hari ini, gue bersama teman-teman di satu komunitas sahur bareng di restoran bubur ternama di kawasan Jakarta Pusat.

Ini bukan kali pertama gue makan di tempat ini, dan kebetulan setiap gue makan di sini saat malam hari atau menjelang pagi. Gue pun sudah cukup familiar dengan beberapa pelayan restoran ini, termasuk seorang bapak tua yang tampak paling gesit melayani meja bundar tempat gue dan teman-teman makan sahur.

Layaknya setiap komunitas atau pertemanan, khususnya orang-orang pengguna media sosial, tampaknya teman-teman gue pun ingin mengabadikan kebersamaan saat kami sahur bareng. Gue akui, gue sendiri pun adalah termasuk orang yang senang foto-foto saat berkumpul, termasuk berfoto di tempat makan. Tapi, paling tidak gue mempertimbangkan sikon.

Kali ini, gue terusik. Seorang teman mulai bergelagat mau foto bareng dan sudah siap dengan kamera yang akan digunakan. Sasarannya, akan meminta tolong pada pelayan tua (yang gue ceritakan di atas – yang sebenarnya masih sibuk melayani meja kami). Akhirnya, gue beranjak dari bangku, mengambil alih gadget teman yang kameranya akan digunakan, lalu menjepretnya dan mengabadikan teman-teman.

Oke. Sah saja kalau kita mau foto-foto dan minta tolong pelayan restoran. Masalahnya, tidak jarang, orang-orang yang jadi cukup egois karena masalah foto-foto ini. Sadarkah, jobdesk pelayan restoran/kafe bertambah tanpa penghasilan tambahan? Belum lagi, pengunjung yang minta tolong foto seringkali minta difoto berulang-ulang hanya karena tidak puas dengan hasil jepretannya atau misalnya alasan konyol karena salah seorang di foto tersebut tampak gemuk. Pernah ada di situasi ini, kan? Ditambah, ‘kebodohan’ minta foto berkali-kali dengan pose dan orang-orang yang sama tapi dengan kamera atau gadget yang berbeda-beda. Padahal, sekarang, bahkan dalam hitungan detik kita bisa menyebar hasil foto. Dan, akan semakin tampak menyebalkan kalau si pelayan restoran tersebut dimintai tolong untuk foto saat restoran ramai. Ingat! Melayani pengunjung memang tugas pelayan restoran/kafe, tetapi menjadi juru foto bukanlah tugas utamanya.

Gue sendiri, semakin disadarkan setelah kejadian ini. Tolong lebih berempati dan menghormati pekerjaan pelayan restoran/kafe. Mereka dengan senang hati kok bila dimintai tolong, asal kan jangan “konyol” seperti beberapa contoh di atas.

Comments

Popular Posts